Kemarin sore selepas bekerja kuluangkan waktu untuk berjalan-jalan ke Braga City Walk, tadinya berniat untuk menonton film "Angels Vs Demons" yang katanya bagus sekali lanjutan dari The Davinci Code karya Down Brown, sayang waktu pertunjukkan terlewat sepuluh menit dan tiket terjual habis (sold out). Yang menjadi perhatian bagiku setelah melewati sebuah areal kosong di lantai dua Braciwalk (BCL) sebuah group yang memainkan satu set angklung dan beberapa perangkat alat mirip kolintang, bongo dan bass betot, group musik tradisional tersebut mengalunkan tembang-tembang lawas serta lagu-lagu modern dengan aransemen yang dikemas secara apik sehingga membius para pejalan kaki yang lalu-lalang lewat di lantai dua. Kucoba mendekati dan bertanya kira-kira berapa ya kursus sebulannya ?, dengan ramahnya pemain kendang yang ternyata masih duduk dikelas tiga sekolah menengah pertama Pasundan bernama Aji ini berkata gratis kok alias tidak berbayar. Dengan memberikan brosur dan sebuah buku "100 Tahun Pa Daeng" Aji berusaha menjelaskan visi dan misi perkumpulan ini ditujukan untuk melestarikan alat musik angklung yang dipopulerkan oleh Daeng Sutisna sejak 1938. Angklung Web Institute (AWI) dibentuk sebagai wadah untuk melestarikan dan mempopulerkan alat musik angklung. TEMEN AWI ANGKLUNG ORCHESTRA adalah tim angklung yang dibentuk oleh Angklung Web Institute (AWI). Tim angklung beserta program ini dibangun dan ditujukan bagi pecinta musik angklung dari berbagai kalangan secara sukarela. Anggota Temen AWI sangat beragam mulai dari siswa SD sampai dengan mahasiswa, karyawan, guru serta anggota masyarakat lainnya. Sampai saat ini telah lebih dari 200 personil yang pernah dan masih berlatih secara rutin bersama program Temen AWI. Kegiatan latihan diadakan setiap Rabu dan Sabtu mulai jam 14.00 dan setiap Minggu mulai jam 11.00 di lantai 2 Braga City Walk (BCW) (bekerjasama dengan Management Braga City Walk yang concern terhadap perkembangan musik angklung) dengan peralatan angklung disediakan AWI secara mandiri dan para pelatih yang telah cukup lama berkecimpung di Tim Angklung terbaik di Bandung dan Jakarta.
Temen AWI sendiri terinspirasi dari kata "awi temen" sebagai salah satu bahan bambu terbaik untuk tabung nada angklung . Temen AWI juga dapat diasosiasikan sebagai temen dari AWI (seperti halnya "Sahabat Peter Pan" atau "Pavaroti and Friends") yang merupakan sekumpulan teman yang pertama bersama AWI mengembangkan musik angklung. Aji bersama teman-temannya (temen AWI) akan tampil pada pementasan 20th Australia Internasional Music Festival di Opera House Sydney tanggal 6-12 Juli 2009 bersama orkestra dunia lainnya.
Daeng Sutigna yang lahir di Garut, 13 Mei 1908 ini sangat berjasa mengembangkan angklung diatonis kromatis yaitu suatu laras dengan 7 nada inti dan 5 nada kromatis. Laras inilah yang digunakan oleh alat musik dunia pada umumnya seperti piano, biola, gitar, dsb sehingga dapat memainkan setiap jenis lagu modern yang disukai anak didiknya sekaligus menciptakan semangat kebersamaan dan disiplin, selain itu angklung juga sebagai media pendidikan musik dasar dan juga unsur-unsur keterampilan sosial seperti gotong-royong, kerjasama, tenggang rasa, dan lain-lain yang mampu hadir dalam sebuah permainan musik angklung.
Selain angklung di AWI juga ada Insperto Arumba Awi Orchestra (INSPERTO) adalah kelompok musik arumba (alunan rumpun bambu) berupa 'band' musik bambu, yang juga dikembangkan oleh AWI secara mandiri dan sukarela bagi peminat musik arumba (tidak dipungut biaya) . Kata insperto terinspirasi dan merupakan hasil modifikasi dari kata italia 'insperto' yang berarti yang muda dan pemula, namun memiliki semangat untuk maju dan selalu ingin menegembangkan diri lebih baik lagi di masa depan.
Mendengar, melihat dan meresapi paduan alunan angklung, arumba, kendang, dan bas betot yang membawakan musik-musik modern ini saya jadi tertarik untuk mengikuti apalagi kursusnya tidak dipungut biaya sambil mencoba membangunkan jiwa seni yang tidur dalam diri ini dan sebagai pelepas stress.
Daeng Sutigna yang lahir di Garut, 13 Mei 1908 ini sangat berjasa mengembangkan angklung diatonis kromatis yaitu suatu laras dengan 7 nada inti dan 5 nada kromatis. Laras inilah yang digunakan oleh alat musik dunia pada umumnya seperti piano, biola, gitar, dsb sehingga dapat memainkan setiap jenis lagu modern yang disukai anak didiknya sekaligus menciptakan semangat kebersamaan dan disiplin, selain itu angklung juga sebagai media pendidikan musik dasar dan juga unsur-unsur keterampilan sosial seperti gotong-royong, kerjasama, tenggang rasa, dan lain-lain yang mampu hadir dalam sebuah permainan musik angklung.
Selain angklung di AWI juga ada Insperto Arumba Awi Orchestra (INSPERTO) adalah kelompok musik arumba (alunan rumpun bambu) berupa 'band' musik bambu, yang juga dikembangkan oleh AWI secara mandiri dan sukarela bagi peminat musik arumba (tidak dipungut biaya) . Kata insperto terinspirasi dan merupakan hasil modifikasi dari kata italia 'insperto' yang berarti yang muda dan pemula, namun memiliki semangat untuk maju dan selalu ingin menegembangkan diri lebih baik lagi di masa depan.
Mendengar, melihat dan meresapi paduan alunan angklung, arumba, kendang, dan bas betot yang membawakan musik-musik modern ini saya jadi tertarik untuk mengikuti apalagi kursusnya tidak dipungut biaya sambil mencoba membangunkan jiwa seni yang tidur dalam diri ini dan sebagai pelepas stress.
0 responses to "Angkung Web Institute"