21.55 | Posted in

Be Thankful

Be thankful that you don’t already have everything you desire

If you did, what would there be to look forward to ?

Be thankful when you don’nt know something

For it gives you the oprtunity to learn

Be Thankful for the difficult times

During those times to grow

Be thankfull for your limitations

Because they give you opportunities for improvement

Be thankful for each new challenge

Because it will build your strength and character

Be thankful for your mistakes

They will teach you valuable lessons

Be thankful when you are tired and weary

Because it means you’ve made a difference

It is easy to be thankful for the good things

A life of rich fulfillment comes those who are also thankful for the setbacks

Gratitude can turn a negative into positive

Find a way to be thankful for your troubles and they can become your blessing

(Quoted from : Hidup untuk hidup by Masrukul Amri)

Category:
��
10.52 | Posted in
CHRISTOPHER Paul Gardner punya seribu satu alasan untuk tidak sukses. Pertama. dia lahir tanpa ayah. Ibunya. Bettye Jean, telah men­gandung Chris di luar pernikahan. Kedua, Chris berkulit hitam. Meskipun di tahun kelahirannya (1954) Mahkamah Agung AS telah mengeluarkan Amendemen ke- 14 yang berisi tentang larangan pemisahan antara kulit putih dan kuli berwarna di sekolah. Ketiga, Chris terlahir di daerah miskin. Pada periode itu, sisi utara Milwaukee adalah daerah yang sulit maju, bahkan sampai beberapa dekade kemudian.

ALASAN berikutnya, sebuah kon­disi yang tidak pernah disukai Chris adalah fakta bahwa Chris bersama ibu dan saudari-saudarinya menjalani hidup bersama Freddie Triplett yang kejam. Sejak awal. Freddie memusuhi Chris dan kerap menghi­nanya. Bagian terburuk dari semuanya adalah kalimat sakti Freodie ini, "Aku bukan ayahmu!"

Itulah sekelumit dari seribu satu alasan. yang bisa saja membuat Chris Gardner tetap miskin. Apalagi pada tahun 1970. Kemungkinan anak dari ghetto (perkampungan) seperti Chris untuk memiliki uang jutaan dolar hanya mungkin terjadi jika ia bisa menyanyi, menari, jago lari, jago melompat, jago menangkap bola, atau menjadi Bandar narkoba. Namun, ketika ibunya yang sedang berada di de­pan papan setrikaan nyeletuk, "Anakku, jika kau memang menginginkannya, su­atu hari nanti engkau pun akan mempu­nyai uang jutaan dolar itu."

Dalam biografinya, The Pursuit of Hap­pyness, Chris Gardner menceritakan, bagaimana perjalanan mendakinya. Hidup­nya yang senantiasa dihantui dengan kesedihan karena tidak memiliki ayah. Kesedihan inilah yang membuatnya bertekad untuk tidak membiarkan anaknya, Christopher Jr., tanpa ayah di sampingnya.

Tekad Chris untuk sukses terbentuk per­lahan-lahan melalui orang-orang penting dalam hidupnya. Pertama dan paling uta­ma adalah sang ibu. Bettye Jean adalah sosok yang selalu kekal dalam hati Chris. Kemudian ada Paman Archie, adik dari ibunya, dan istrinya, Bibi TT. Ketika itu ibunya sedang dipenjara karena tuduhan penggelapan, Chris dan Ophelia, kakaknya pernah diasuh oleh mereka berdua. Dari Bit TT, Chris memperoleh kecintaan membaca buku. Paman Archienya mengajarkan nilai-nilai kerja keras serta memberi contoh tentang selera yang luar biasa tinggi dalam berbusana.

Kemudian ada Paman Henry, paman yang paling dipujanya. Paman Henry mengenalkan Chris pada Miles Davis, memancing Chris untuk keluar dan meli­hat isi dunia, serta memberi satu pesan dengan satu tema, hiduplah dengan penuh semangat.

Pertemuan Chris dengan Bob Bridges, pialang saham, membawanya ke sebuah kesempatan untuk mengikuti pelatihan menjadi pialang. Namun, kesuksesan tidak langsung digenggam Chris. Bebera­pa perusahaan yang Bob Bridges rekomendasikan telah Chris datangi, na­mun setelah wawancara mereka mengatakan "tidak" untuknya. Hanya satu pe­rusahaan yang belum memberi jawaban, Dean Witter.

Pada saat yang sama, Chris sedang menghadapi masalah, yang datang dari Jackie, ibu dari Chris. Konfliknya de­ngan Jackie menyebkan Chris dipen­jara dan Chris Jr. dibawa pergi oleh ibun­ya. Namun, nasib masih mau tersenyum padanya. Chris akhirnya diterima dalam program pelatihan Dean Witter. Setelah bekerja keras, Chris lulus ujian, yang be­rarti dia diterima bekerja.



Kini, Chris menjadi seorang pemilik pe­rusahaan pialang saham terkemuka, Gardner Rich & Company. Perusahaan ini memiliki kantor di New York, Chicago, dan San Fransisco. Perusahaan ini be­rawal dari sebuah mimpi untuk mengejar "pasar yang tak tersentuh", yakni orang-­orang Afro-Amerika.

Kehidupan Chris memasuki bagian ketiga. Setelah hampir setahun di jalanan, tetapi memiliki pekerjaan, mem­bawa-bawa tas berisi pakaian dan popok Chris Jr, merasakan bermalam di hotel tunawisma, di bawah meja kerjanya, atau di toilet di stasiun BART. Kemudian Chris menemukan sebuah rumah untuk disewa dengan harga murah. Semenjak mene­mukan rumah, hidup Chris bisa dikatakan penuh kebahagiaan, tidak terlunta-lunta lagi. Kariernya meningkat, taraf kehidu­pannya pun meningkat.

Seluruh bagian dari buku ini mene­gaskan bahwa berkat usaha dan ke­mauan kerasnya, Chris bisa sukses, bah­wa di akhir perjalanannya yang berliku, dia meraih kebahagiaan. (Sari Alessan­dra, mahasiswa Matematika ITB dan staf Media Internal, Salman ITB)***


Jangan Menyerah Kejar Kebahagiaan

Artikel diambil dari Koran Pikiran Rakyat.

Gambar diambil dari : http://www.chrisgardnermedia.com



Category:
��