Sebanyak 70 persen tubuh manusia adalah air. Memberikan energi positif pada air membuat kristal air menjadi indah.
Kita kerap menganggapnya sugesti belaka. Ketika sang tabib mengembuskan doa di atas segelas air bening, dan kemudian kita meminumnya, dan secara menakjubkan penyakit kita pun rontok. Barangkali cuma kebetulan.
Atau barangkali bukan kebetulan. Sebab, menurut Dr Maseru Emoto, ilmuwan Universitas Yokohama, Jepang, air secara ilmiah terbukti mampu menangkap segala pesan yang disampaikan manusia kepadanya: embusan katakata, doa-doa, sumpah serapah, alunan musik, bahkan gambar.
Air lantas bereaksi terhadap pesan-pesan ini. Jika pesannya indah, air akan menampilkan wajah manis. Sebaliknya, jika pesannya buruk, ia pun berwajah masam. Singkatnya, air memiliki 'perasaan'. Inilah temuan paling mencengangkan di akhir abed ke20.
Di Bogota, Kolombia, Maret 2006 la1u, Dr Maseru Emoto hadir dalam sebuah seminar yang dihadiri ratusan orang. Di situ, penulis buku The Hiddan Message of Water itu menghadirkan keajaiban sang air.
Segelas air dipertontonkan. Air itu lantas didinginkan hingga menjadi bongkahan es. Lewat mikroskop elektron, Emoto berupaya membedah struktur molekuler bongkah es tadi.
Dari layer mikroskop tampak molekul-inolekul air telah membentuk rangkaian kristal, seperti kristal salju (snowflakes). Sayangnya, bentuk kristal tadi tampak tidak beraturan (asimetris).
Segelas air lain, dari sumber yang sama, dipertontonkan. Berbeda dangan yang pertama, air ini telah diembus doa-doa dan kata-kata hikmah (penuh kebajikan, seperti pujian, ucapan terima kasih, dan sebagainya).
Air ini lantas didinginkan minus lima derajat Celcius hingga menjadi bongkah es. Seperti prosedur sebelumnya, bongkahan lantas ditelisik mikroskop elektron yang diperlengkapi kamera supercepat. Apa yang terjadi?
Molekul dalam bongkahan es sama-sama membentuk kristal. Bedanya, kristal es dari air yang telah ditaburi doa-doa ini berbentuk segi enam yang indah. Di setiap sudut kristal tumbuh cabangcabang Seperti rangkaian daun yang simetris. Kristal segi enam ini juga lebih besar dan lebih menyala ketimbang kristal es yang tak diberi doa-doa.
Emoto telah menjelajah ke penjuru dunia. Diambilnya bergalon-galon air dari setiap negeri yang disinggahinya, dari Sungai Gangga di India, Sungai Loudress di Prancis, hingga mate air Zamzam di Makkah, Arab Saudi.
Air murni dari mats air di Pulau Honshu, misalnya, diberi doa-doa agama Shinto. Air ini lalu didinginkan di laboratorium. Melalui layer mikroskop, tampak bahwa bongkahan es memunculkan rangkaian kristal segi enam yang berkilauan amat indah.
Bukan coma doa-doa. Air ini juga merespons terhadap kata-kata baik yang dikeluarkan dari pikiran positif. Emoto mencoba melafalkan kata 'arigato' (terima kasih) di depan botol air. Kristal-kristal cantik ini muncul kembali di layer mikroskop.
Air memang amat sensitif terhadap kata-kata, tulisan, atau suara yang terkesan destruktif. Air juga merasa tersiksa akibat polusi.
Sumber diambil dari :
- Imy/masaru-emoto.net/life-enthusiast.com
- Republika, Sabtu 17 Juni 2006
0 responses to "Air yang saleh"