Emoto membuktikan adanya kesatuan antara sains dan spiritual. Ini adalah sebuah lompatan kuantum soal bagaimana kita memandang duina kita saat ini, “terang Marcus Laux Naturally Well Today”.
Marcus menyamakan Emoto Seperti Galileo, Newton, atau Einstein. Temuan Emoto, kata Markus, memungkinkan kita melihat alam Semesta saat ini secara berbeda.
Emoto lahir di Yokohama 66 tahun silam. Pada 1992, ia memperoleh doktor dari Universitas Terbuka Intemasional pada bidang pengobatan alternatif. Cikal-bakal penemuan keajaiban air ini bermula ketika ia mempelajari konsep klaster mikro di Amerika Serikat,(AS) dan mempelajari teknologi Magnetic Resonance Analysis (MRA).
Temuan Emoto berawal dari fakta bahwa air (ikatan hidrogen dan oksigen) mampu menerima beragam gelombang frekuensi. Maka, ia menyimpulkan, air pasti mampu merefleksikan alam semesta secara luas
la mempublikasikan temuannya pertama kali pada 1999 la telah menelurkan lima buku terkait keajaban air. Lewat temuan ini pula Emoto menelurkan sebuah resep unik. Katanya, mengingat 70 persen tubuh manusia adalah air, dan 70 persen muka Bumi adalah air, maka “Kita dapat menyelamatkan planet Bumi Dari kerusakan dengan mengekzpresikan cinta dan keinginan baik pada kumpulan air yang ada.”
Dalam sebuah wawancara, Emoto ditanya, Apakah air yang telah diber energi positif seperti diembuskan kata "sehat" berulang-ulang, mampu menularkan energi tersebutt pada objek yang diguyurnya seperti menumbuhkan tanaman misalnya?" .
Emoto menjawab bahwa ia belum melakukan eksperimen khusus tentang ini. Namun kata dia, sejumlah orang yang telah membaca bukunya, melakukan itu, dan berhesil.
Berkat temuannya; ia diundang ke Markas Besar PBB di New York guna mempresentasikan temuannya Maret 2005. la akan hadir di Indonesia 26 Juni mendatang. ∎ imy
Sumber diambil dari :
- Imy/masaru-emoto.net/life-enthusiast.com
- Republika , Sabtu, 17 Juni 2006
0 responses to "Melihat Semesta Secara Berbeda"