15.04 | Posted in
"Siapakah yang saya namakan kaum Marhaen itu ? Yang saya namakan Marhaen adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat atau lebih tepat: yang telah dimelaratkan oleh setiap kapitalisme, Imperialisme dan kolonialisme." Sukarno pernah berujar dalam pidatonya.

Kaum Marhaen ini terdiri dari tiga unsur; pertama, unsur kaum protelar Indonesia (buruh). Kedua; unsur kaum tani melarat Indonesia, dan ketiga; kaum melarat Indonesia yang lain-lain. Dan siapakah yang saya maksud dengan kaum Marhaenis ? Kaum Marhaenis adalah setiap pejuang dan setiap patriot bangsa. Yang mengorganisir berjuta-juta kaum Marhaen itu dan yang bersama-sama dengan tenaga massa Marhaen itu hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imperialisme, kolonialisme, dan yang bersama-sama dengan massa Marhaen itu membanting tulang untuk membangun negara dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur.

Pemikiran Bapak Perjuangan kita Soekarno yang ingin melihat bangsa ini sejahtera, tetapi apa kenyataanya saat ini ?. Nyatanya, minyak dan gas alam Indonesia tidak dinikmati rakyat Indonesia sepenuhnya. Nyatanya, ikan-ikan Indonesia dicuri para nelayan asing. Nyatanya, negara gemah ripah loh jinawi ini tidak membuat kehidupan rakyat lebih baik dari yang seharusnya. Bahkan, negara ini seperti masuk perangkap Doktrin Wolfowitz, mengambil nama dari mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Paul D Wolfowitz. Doktrin ini menyatakan bahwa jika ingin menguasai rakyat suatu negara, kuasailah sumber daya alamnya.

Sumber Daya Alam kita banyak dimiliki oleh penanam modal asing, aset-aset negara banyak dijual. Berarti jika tidak secepatnya negara ini memiliki kedaulatan aset dan sumber daya alam tunggu saja kehancurannya ?, rakyat negeri ini akan menjadi budak dinegeri sendiri, segala kebijakan dan sumber daya alam diatur oleh pemilik modal, harga-harga diatur sedemikian rupa agar profit oriented tanpa memedulikan daya beli masyarakat.

Musim pemilu telah tiba, berbagai partai mulai memborbardir janji-janji yang ideal "Demi Rakyat" katanya sambil mengepalkan tangan dan urat yang menonjol dilehernya. Apakah janji-janji itu benar demi rakyat ?. Partai yang mengusung perpanjangan tangan dari Bung Karno dengan basis nasionalisme dengan idealnya menjual pembela kaum marhaen, wong cilik, demi rakyat atau apalah namanya belum mencerminkan apa yang diusungnya. Para calon pemimpin atau wakil-wakil yang akan duduk dibirokrasi pemerintahan sibuk berkampanye dengan orasi dan investasi uang demi membidik nomor urut dan berfikir bagaimana supaya dirinya "Terpilih". Sebenarnya kata terpilih itu berat maknanya, orang terpilih harus benar-benar memperjuangkan hak-hak orang yang memilihnya. Tapi apa yang terjadi setelah terpilih dia lupa akan janjinya, sibuk mencari proyek untuk memperkaya diri pribadi dan golongan dan tidak memperjuangkan hak-hak rakyat. Bung Karno pernah berkata "Musuhku lebih mudah karena aku melawan penjajah, musuhmu lebih sulit karena kamu melawan bangsa sendiri". Bangsa ini hancur oleh tangan-tangan bangsa ini sendiri yang sibuk dengan korupsi tanpa perduli dengan nasib rakyat, wakil-wakil rakyat menumpang hidup dari uang rakyat dan menggunakannya sebesar-besar kepentingan pribadi dan golongan.

Saya berharap Indonesia kedepannya dapat berbenah menjadikan rakyat Indonesia sejahtera, kedaulatan energi dan sumber daya alam dapat tercapai dengan nasionalisasi aset dan digunakan sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat, para pemimpin dan wakil-wakil rakyat benar-benar memperjuangkan apa yang menjadi visi dan misinya.

Gambar : http://sudhew.wordpress.com/2008/08/06/

Category:
��

Comments

0 responses to "Marhaen"